Article Detail

Pemilihan Kata Untuk Membentuk Karakter Anak

Menurut penelitian dari psikolog anak, disimpulkan bahwa lebih dari 90 %  permasalahan anak disebabkan oleh kesalahan atau ketidaktahuan orang tua akan cara komunikasi dan penyampaian yang baik terhadap sang anak. Orang tua harus sangat berhati hati dalam berkata kata sebab kata bisa menciptakan. Karena kata yang kita ucapkan sangat berpengaruh dan akan tersimpan dalan ingatan anak dalam alam bawah sadarnya.
Hal hal  yang harus diperhatikan ketika berkomunikasi dengan anak.
  • Jika kita ingin menyelaraskan hati Anda dengan hati yang orang ajak bicara  maka vokal dan intonasi juga harus jelas dan selaras.
  • pilihan kata kita ketika  berbicara. Jika kita terbiasa berkata positif berarti isi hati kita adalah hal-hal yang positif, tetapi jika seorang terbiasa berbicara kotor, menghujat dan, dan mengkritik dan menjatuhkan maka isi hati kita juga berisi hal hal negatif.
          misal : bodoh diganti kurang pintar, sulit diganti dengan tidak mudah.
  • Gunakanlah kata atau kalimat yang JELAS. Usahakan memakai kata yang berenergi positif. Kalau kita terpaksa menggunakan kata-kata negatif, maka kita harus menutup dengan kata  yang positif. Sebab pada akhirnya, otak lebih menerima kata-kata yang berada di akhir kalimat. Contoh : “pelajaran berhitung ini ini sulit” gantilah dengan kata “ pelajaran berhitung ini memang sulit tapi pasti kamu bisa”.
  • Kurangi awalan kata JANGAN atau TIDAK. Agar ujungnya Positif maka kurangi awalan kalimat berkata “Jangan”. Kalau anda mengatakan  kepada anak “Jangan Ribut” gantilah dengan “ Tolong diam anakku...Terima kasih ya....”.  “Jangan lari,nanti jatuh” gantilah dengan “Stop, berhenti grak”.
Intinya belajar berkata fokus kepada yang kita inginkan, bukan fokus pada apa yang tidak kita inginkan.
 
Kata-Kata yang bisa digunakan untuk membentuk karakter putra dan putri kita.
  1. 1.       “Terima Kasih”.
Terimakasih adalah suatu ungkapan syukur. Jika orang tua terbiasa mengucapkan terimakasih maka anak merasa bahwa upayanya atau bantuannya diberi apresiasi.
  1. 2.         “Tolong/Maaf”
Jika anak terbiasa mendengar orang tua berkata “Tolong” dan “Maaf” maka anak akan belajar menghargai orang lain, dan ia merasa membutuhkan adanya orang lain disekitarnya. kata maaf juga mengajarkan pada anak keberanian untuk mengakui sebuah kesalahan.
  1. 3.       Atau”         
Anak perlu diberikan suatu instruksi dan pilihan yang jelas. Maka biasakanlah memberikan dua pilihan dan bukan hanya satu pilihan. Usahakan  pilihan ini merupakan pilihan  yang sama sama baik atau positif.
Misal : ketika anak anak diberi pertanyaan “adik mau mandi atau tidak “kebanyakan anak akan memilih yang tidak. Maka kata kata bisa diubah seperti ini  “adik. mau makan dulu atau mandi dulu”. Contoh yang lain “ adik mau selesai main di jarum angka 10 atau 20” , pasti putra putri kita akan memilih salah satu, karena sudah ada kesepakatan sebagai orang tua tinggal mengingatkan  “ dik kurang 10 menit lagi ya bermainnya”
  1. 4.       “Apa yang bisa saya Bantu”
Ini adalah kata yang menyejukkan bagi putra putri kita, tetapi perlu diingat tidak setiap saat kata kata ini diucapkan tetapi harus melihat situasi yang tepat. Misalnya ketika anak anak sedang curhat. Ketika anak berulangkali melakukan kesalahan yang sama walaupun instruksi sudah jelas menurut kacamata kita sebagai orang tua. Bisa jadi terjadi kesalahan pemahaman/persepsi, saat inilah putra putri  kita butuh penjelasan lebih sederhana dari sudut pandang seorang anak, bukan sudut pandang orang tua.
  1. 5.       “Tidak”
Kata ini menunjukkan ketegasan atas ketidak setujuan orang tua atas permintaan buah hati yang memang tidak selayaknya dipenuhi adalah salah kunci pengendalian masalah. Keberanian orang tua berkata”tidak” akan jauh dihargai oleh putra putri kita daripada kata”ya”, tapi banyak syarat yang akhirnya berujung tidak.
Contoh : “adik tidak boleh makan mie karena baru sembuh dari sakit, terimakasih mau mengerti ibu”
  1. 6.       “Tapi”
Kata “tapi” sering dipakai untuk hal yang berujung negatif, namun kata ”tapi” bisa sangat efektif dan memotivasi apabila diakhiri dengan kata positif. Contoh : “Kamu kecil tetapi gesit dan sehat”, “kakakmu memang pandai, tetapi kamu lebih pandai”, “pr ini memang sulit tetapi kamu pasti bisa”. Beda halnya kalau kata “tetapi” dipakai untuk hal yang tidak nyaman akibatnya buah hati akan rendah diri dan sakit hati. Contoh : “Kakakmu rajin tetapi mengapa kamu malas?”
  1. 7.      Karena”
Terkadang putra putri kita  sulit untuk menerima perintah atau permintaan dari kita dikarenakan tidak adanya penjelasan yang jelas dan bisa dimengerti. Kata “Karena” sangat dibutuhkan setelah permintaan atau perintah diberikan. Contoh:”Ibu menyuruhmu membereskan mainan adik karena kamu yang paling tekun dan sabar”. “ ibu membelikan kamu sepatu karena kamu selalu bangun pagi”. Dengan kata “Karena” putra putri kita memahami hukum sebab akibat secara adil.
  1. 8.      “Tidak tahu”
Banyak didapati orang tua yang”sok tau” padahal sebenarnya benar-benar tidak tahu. Penjelasan yang salah dan dipercaya akan berdampak buruk dikemudian hari. Lebih bijak ketika sebagai orang tua mengakui ketidaktahuan atas apa yang dinyatakan buah hati lebih baik daripada megarang tanpa landasan yang jelas. Contoh: ”maaf nak, ayah tidak tahu, Ayah akan mencari tau dan memberitahukan segera padamu, tolong ingatkan ayah ya”
Pengakuan secara jujur , jauh lebih terhormat dan mengakarkan tentang makna kejujuran, dibandingkan penjelasan yang menyesatkan demi kesan pintar dimata buah hati.
                      

 

                                                                                      

 

Rosa Indah K.

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment